Indonesia digulung harimau malaya di rumahnya


Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Kamis malam, 5 September 2019. Timnas Indonesia menjamu Malaysia dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar dan Piala Asia 2023 China. Pertandingan yang ditunggu oleh seluruh supporter timnas garuda dari berbagai penjuru negeri. Karena inilah arena beradu gengsi dalam 2×45 menit . Duel penuh prestise antar saudara serumpun. Dan kemenangan menjadi idaman sebagai finale resultatonya. Cuma apa daya 2 gol pemain naturalisasi timnas Indonesia yakni Beto Goncalves menjadi debu oleh terkaman harimau malaya melalui pemain mereka Syafiq Ahmad dan (juga) pemain naturalisasi mereka Muhamadou Sumareh. Seperti biasa, kalah jadi “suvenir” yang diterima supporter timnas. Dan, laga sempat tertunda karena “tingkah kambuhan” supporter yang tidak bisa menerima kekalahan.

Well, disini aku gak bahas soal supporter lah. Karena kita udah sama-sama tahu gimana sih perilaku supporter kita . Sedikit analisa dari pertandingan semalam, stamina yang menurun jadi faktor utama bobroknya variasi permainan timnas. Tapi, tentu ini bisa diatasi menurut saya sebagai mana seorang pemain pro. Jadi, ini kembali ke masalah mentalitas pemain. Dimana, faktor fisik bisa terdongkrak jika mental pemain tetap terjaga. Aniwei, peran pelatih tentu sangat diperlukan disini untuk membangkitkan mental dan semangat tanding anak asuhnya di atas lapangan.

Beralih ke teknis permainan, saya melihat minimnya kreativitas di atas lapangan. Lebih disebabkan karena pada saat ini belum ada pemain yang bisa mengejawantahkan apa yang ada di pikiran pelatih untuk bisa terimplentasi dengan baik di atas lapangan. In other words, belum ada pemain dengan agitlity yang mumpuni. Sebaiknya, timnas berkaca pada sebuah klub besar di eropa, AC Milan. Bagaimana payahnya klub ini membangun kejayaannya kini, yang sulit menembus papan atas klasemen serie A. Bersaing di papan tengah saja sudah kesulitan. Alhasil mereka “seolah” mejadi klub medioker.

 

Ok, sekarang ambil benang merah antara timnas dan AC Milan. Dan ingat saya menlis ini murni karena pemikiran saya tanpa untuk mendiksreditkan pihak siapapun. Maupun untuk mengkonfrontir pihak manapun. Its just a blog bro. Coba lihat AC Milan, semenjak ditinggal pemain-pemain era emas mereka, terakhir era Ibrahimovic, Pirlo, Seedorf, dkk. Prestasi mereka pelan tapi pasti merosot teratur. Padahal nama-nama tenar mengisi kursi pelatih mereka, semisal Inzaghi, Seedorf, Gattuso, Montella, Mihajlovic. Tapi, prestasi mereka “hanya” bisa juara Super Coppa Italia 2016. Padahal dengan kualitas pelatih dengan nama tenar diatas tentunya Milan bisa berprestasi lebih baik dari sekedar juara Super Coppa Italia. Jika dilihat susunan pemain mereka (Milan), memang tidak ada lagi sekarang pemain dengan agility mumpuni seperti Kaka, Pirlo, Seedorf, Gattuso, Nesta, Maldini, Leonardo, dan tidak usah disebutkan lagi pemain legend lainnya yang juga punya mental juara kelas dunia. Jadi ini tentu menghambat laju prestasi sebuah tim jika tidak ada pemain yang bisa mengkonversi kehendak pelatih di atas lapangan. Bisa jadi, masalah timnas sekarang sama dengan yang dialami oleh Milan. Apa ada pemain timnas sekarang, dengan mentalitas seperti Kurniawan DY, Bepe, Bejo Sugiantoro, Ponaryo, Firman Utina, dll?. Ya meskipun mereka juga prestasinya gak mentereng-mentereng amat. Cuma, semangat juangnya dulu donk, bisa gak mereka ikutin senior mereka itu. Saya rasa belum ada…

 

Sekian dulu aja deh, semoga timnas dan Milan kembali jaya karena prestasi.

 

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

2 thoughts on “Indonesia digulung harimau malaya di rumahnya”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.